Rabu, 01 Mei 2013

Pelaporan disclosure translasi mata uang asing


            Di era globalisasi sekarang ini, transaksi bisnis yang menggunakan mata uang asing bukan sesuatu yang aneh, apalagi bagi perusahaan yang memiliki anak perusahaan atau kantor cabang (operasional) di luar Indonesia. Akan tetapi, hingga saat ini, translasi laporan keuangan anak perusahaan yang menggunakan mata uang asing masih merupakan tantangan tersendiri bagi sebagian akuntan dan orang accounting pada umumnya. Terlebih-lebih setelah diberlakukannya IFRS. 
            Translasi (atau konversi) mata uang asing dalam laporan keuangan, buat saya pribadi, bukan sesuatu yang sederhana, apalagi jika harus mengikuti standar pelaporan keuangan yang terus berubah dari waktu-ke-waktu. Prosedurnya itu sendiri sudah rumit, ditambah lagi dengan langkah-langkah prosedur yang lumayan panjang, sehingga urusan mentranslasikan laporan keuangan bermata uang asing, bukan bekerjaan yang mudah.Tapi jangan khawatir, mudah-mudahan, tulisan JAK ini bisa membantu anda untuk memahami prosedur translasi laporan keuangan bermata uang asing dengan lebih mudah.
            Dalam IFRS, teknis dan prosedur translasi laporan keuangan dengan mata uang asing diatur dalam IAS 21. Dalam PSAK, saya yakin ini diberi kode PSAK 21. Jika anda punya cukup waktu dan bisa memahami panduan IFRS asli dan PSAK, silahkan baca. Jika tidak, silahkan ikuti tulisan ini hingga selesai.Ada 2 metode yang disarankan oleh IFRS, dalam mentranslasikan laporan keuangan anak perusahaan (subsidiary entities) yang menggunakan mata uang asing, yaitu:
·     Translasi ke dalam mata uang pelaporan (presentation currency); dan
·     Translasi ke dalam mata uang fungsional ( functional currency ).
            Ada kalanya suatu perusahaan tunggal (tidak memiliki perusahaan anak), tetapi bertransaksi dalam mata uang asing, sehingga perlu mengkonversikan nilai nominal transkasi-transaksi tersebut. Untuk itu, yang digunakan bukan salah satu dari kedua metode translasi di atas, melainkan prosedur “translasi atas transkasi mata uang asing” secara langsung. Saya juga akan bahas prosedur ini.
            Tak kalah pentingnya untuk diketahui oleh mereka yang melakukan pekerjaan translasi laporan keuangan, yaitu “Disklosur khusus untuk situasi tertentu sehubungan dengan translasi mata uang asing”.Saya akan bahas keempat topik tersebut, lewat seri tulisan ini (mudah-mudahan tidak kepanjangan) secara bertahap, satu-per-satu, setahap-demi-setahap. Tetapi sebelum itu, ada satu hal yang sangat penting untuk diketahui yaitu mengenai “Apa itu Mata Uang Fungsional dan Apa Itu Mata Uang Asing”.
            Memahami konsep mata uang fungsional dan mata uang asing adalah kunci untuk memahami prosedur translasi laporan keuangan, secara keseluruhan. Tanpa pemahaman ini, mustahil bisa memahami prosedur translasi laporan keuangan dengan benar.Kita mulai dengan pertanyaan: apa itu mata uang fungsional (functional currency)IFRS mendefinisikannya mata uang fungsional sebagai: the currency of the primary economic environment in which an entity operates.Sehingga, jika saya terjemahkan secara bebas, maka Mata uang fungsional adalah mata uang dalam lingkungan ekonomi utama dimana perusahaan beroperasi. Apakah definisi di atas bisa dipahami Saya yakin tidak banyak orang yang bisa langsung paham. Begitulah bahasa standard, memang agak sulit untuk dipahami. Itu sebabnya saya agak enggan menggunakan bahasa standar (atau ilmiah). Dalam definisi versi IFRS di atas misalnya, saya yakin tidak semua orang paham dengan istilah primary economic environment bahkan untuk bule sekalipun. Kalau harfiahnya, mungkin semua orang juga tahu, bagaimana dengan makna kontekstualnya yang dimaksud dengan “mata uang lingkungan ekonomi utama” dalam konteks ini, biasanya, adalah mata uang yang dihasilkan atau dibelanjakan secara mayoritas dalam operasional perusahan.Lumrah dan logisnya, perusahaan menghasilkan dan membelanjakan kas dalam mata uang lokal dimana perusahaan beroperas misalnya perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Indonesia, lumrahnya menghasilkan dan membelanjakan kas dalam mata uang Rupiah (IDR), secara mayoritas meskipun ada yang dalam mata uang asing tetapi porsinya tidak banyak sehingga mata uang fungsional biasanya adalah mata uang lokal dimana perusahaan beroperasi.
Bagaimanapun juga“mata uang lokal” tidak selalu otomatis menjadi mata uang fungsional.Mata uang fungsional menurut IFRS adalah mata uang yang:
·         secara mayoritas mempengaruhi harga jual dan harga beli barang/jasa, atau digunakan sebagai pengukur nilai beli atau nilai jual oleh regulator dimana perusahaan beroperasi.
·         secara mayoritas mempengaruhi harga bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya-biaya lain sehubungan dengan pembuatan produk/jasa yang diperdagangkan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar